HATI-HATI, ITU PRE EKLAMPSIA BERAT

Posted by Unknown Selasa, 17 September 2013 1 komentar

Saat itu matahari sudah mulai terbit. Tidak terasa satu jam lagi jam kerja saya berakhir. Angan-angan untuk segera pulang lalu sarapan bersama keluarga sudah di depan mata. Tiba-tiba derit pintu depan IGD terdengar. Krieeet..... bunyi khas pintu yang selalu membuat kami, kru IGD, waspada. 

Datang seorang ibu hamil berusia 30 tahunan ditemani suaminya. Baiklah, mungkin ini pasien terakhir di shift saya kali ini, batinku. Segera perawat yang bertugas memeriksa tanda vital sekaligus anamnesis singkat. Ibu tersebut hamil kurang lebih 7 bulan, datang dengan keluhan pandangan kabur. Segera saja di pasang oksigen melalui nasal kanul 3 liter per menit. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan tekanan darah 140/90 dan tanda vital lainnya masih normal.

Selanjutnya giliran saya yang memeriksa pasien. Saya mulai dari anamnesa lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Termasuk pemeriksaan mata saya lakukan. Ibu ini tidak mengeluhkan sakit kepala serta tidak ditemukan bengkak pada kedua kaki. Tetapi keluhan pandangan kabur sudah cukup untuk waspada jika ibu ini ternyata menderita pre eklampsia berat.

Baca Selengkapnya ....

AKHIRNYA JADI DOKTER IGD JUGA

Posted by Unknown Rabu, 11 September 2013 4 komentar
Setelah setahun program internship yang penuh suka duka, akhirnya saya kembali ke tanah kelahiran, Balikpapan. Di sini saya mencoba melamar ke salah satu rumah sakit swasta. Posisi yang saya inginkan adalah menjadi dokter jaga IGD. Menurut saya, bekerja sebagai dokter jaga IGD sungguh mengasyikkan. Selain memicu adrenalin, di IGD juga menuntut mobilitas tinggi, soalnya sebentar-sebentar datang pasien. Tidak seperti di puskesmas yang sebagian besar dihabiskan dengan duduk. Kalau sepi malah biasanya makan camilan hehehe


ini nih tempat kerja saya 

Sudah tiga bulan saya menjadi dokter jaga IGD. Kenalan pun semakin bertambah. Perawat-perawat IGD yang baik hati nan cekatan sudah seperti saudara sendiri. Maklum, setiap hari ketemunya ya mereka-mereka ini. Soal jam kerja? wah jangan ditanya... Benar-benar melelahkan. Seperti dokter jaga IGD pada umumnya, jam kerja saya menggunakan sistem shift. Dalam 8 hari, terdapat 6 hari kerja dan 2 hari libur. Enam hari tersebut dibagi menjadi dua shift pagi, dua shift sore, dan dua shift malam. Awalnya saya kira rumah sakit ini sepi kunjungan pasien, tapi ternyata saya salah sangka. Rata-rata dalam satu shift terdapat 25 kunjungan pasien dengan tingkat kegawatan mulai dari ringan hingga tidak jarang yang meninggal di ruang IGD. 

Banyak pengalaman super seru yang sudah saya alami disini. Mulai menangani kegawatan jantung hingga mau dipukul keluarga pasien. Lho kenapa  bisa mau dipukul ? Yah beginilah suka duka jadi dokter, anda bisa dihargai, terkadang anda juga bisa dicaci. Hanya karena masalah ruangan rawat inap yang penuh anda harus siap menerima cacian. Lucunya pernah ada keluarga pasien yang mengaku pengusaha terkenal di kota ini plus kerabat dekat walikota, dia menuntut harus disediakan kamar untuk anggota keluarganya yang notabene tidak perlu rawat inap, anehnya harus menggunakan jamsostek. Aneh memang...hehehe

Pastinya untuk menjadi dokter jaga IGD, selain siap ilmu juga harus siap mental. Karena pasien dan keluarganya bervariasi. Hal terpenting tidak boleh membeda-bedakan baik dia anggota DPRD ataupun tukang ojek, prioritaskan yang lebih gawat. 

Baiklah akan saya sambung lagi tulisan ini lain waktu :)

Baca Selengkapnya ....
Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of LONG LIFE LEARNING.