BATIK JOGJA, MAKNA DIBALIK MOTIF
Selasa, 18 Februari 2014
2
komentar
Batik jogja merupakan bagian dari perkembangan perbatikan di jawa tengah. Dalam perkembangannya batik jogja mengalami perpaduan corak dari daerah lain. Sejarah mencatat bahwa perjanjian giyanti pada tahun 1755 memegang peran penting dalam perjalanan batik jogja. Perjanjian yang menyebabkan perpisahan dua keluarga ini membawa dampak besar salah satunya adalah dampak budaya.
Begitu mataram terbelah menjadi dua, kraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri, busana kerajaan mataram di angkut dari Surakarta menuju Ngayogyakarta. Maka kesusuhunan Surakarta tidak memiliki baju adat yang melambangkan kedigdayaan mereka. Oleh karena itu Sri Susuhunan Pakubuwono II merancang busana baru adat Surakarta, yang mana busana baru ini berbeda dengan busana mataram yang sekarang telah dimiliki oleh keraton Ngayogyakarta.
Perjanjian Giyanti mengharuskan daerah mataram dibagi dua. Satu di bawah kekuasaan Sri Susuhunan Paku buwono II di Surakarta dan satu lagi di bawah kekuasaan Kanjeng Pangeran Mangkubumi yang mana daerah kekuasaannya akan dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat. Semua benda pusaka dan benda-benda keraton juga dibagi dua. Karena Kanjeng Pangeran Mangkubumi mempunyai niat melestarikan busana khas mataram, seluruh busana mataram di boyong menuju Ngayogyakarta Hadiningrat, jadi motif batik jogja yang ada saat ini adalah motif peninggalan kerajaan mataram walaupun saat ini sudah banyak mengalami modifikasi.
Batik jogja mempunyai ciri khas yaitu memiliki dua macam latar atau warna dasar kain, putih dan hitam. Sementara warna batik bisa warna putih (warna kain mori), biru tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam ataupun putih. Ragam hiasnya Geometris dan non-geometris. Geometris misalnya garis miring lerek atau lereng, garis silang atau ceplok, dan kawung, serta anyaman dan limaran. Sedangkan ragam non-geometris misalnya semen, lung-lungan dan boketan. Ada juga ragam hias yang bersifat simbolis, biasanya ragam hias ini berkaitan dengan falsafah hindu-jawa, antara lain, sawat melambangkan mahkota atau penguasa tinggi. Meru melambangkan gunung atau tanah (bumi). Naga melambangkan air sedangkan burung melambangkan dunia atas. Lidah api melambangkan nyala atau semangat.Bingung? yuk kita liat jenis-jenisnya
SUMBER
main ke FANPAGE ya :)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: BATIK JOGJA, MAKNA DIBALIK MOTIF
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://doddyrizqi.blogspot.com/2014/02/batik-jogja-makna-dibalik-motif.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
2 komentar:
sangat luhur filosofinya. baca juga ulasan motif batik indonesia :) happy blogging gan!
terima kasih info nya.
Posting Komentar