PAHLAWAN FAVORITKU : PASIEN JAMKESMAS

Posted by Unknown Sabtu, 10 November 2012 3 komentar
Mumpung hari ini tanggal 10 November, bertepatan dengan hari pahlawan, ada baiknya kita ngobrol sedikit tentang apa itu pahlawan (biar dibilang gaul gitu hehehe). Bagi sebagian orang hari pahlawan sama dengan hari-hari lainnya, biasa saja tidak ada yang istimewa. Terlebih bagi kita yang lahir di zaman yang sudah tidak ada peperangan lagi (di Indonesia). Bahkan ada yang cenderung acuh dan keliatan tidak respek dengan hari yang diperingati setiap 10 November ini, biasanya orang yang seperti ini adalah orang yang sedang jengah dengan kondisi bangsa yang carut marut seperti sekarang ini, korupsi dimana-mana, pengkaburan hukum, aparat main asal tangkap dan masih banyak lagi. Kebetulan jenis orang yang seperti ini adalah saya sendiri.

Pahlawan yang benar-benar dulu berjuang di tanah indonesia ini mempunyai tujuan luhur, yakni membebaskan tanah air Indonesia dari segala belenggu penjajahan dan menegakkan kalimat tauhid di bumi nusantara. Maklum, sebagian besar para pahlawan pada saat itu adalah orang-orang dengan latar belakang agama Islam yang bagus, rata-rata pergerakan kemerdekaan berawal dari pesantren, betul kan? Sayangnya terlalu banyak polemik politik dan pada akhirnya sejarahpun sudah terpalsukan.

Hari ini di berbagai media sosial lagi rame membahas "Apa makna pahlawan bagi kamu?". Bagi saya seorang pahlawan adalah sesorang yang berjuang bukan untuk kepentingan pribadi dan tidak mengharapkan imbalan sedikitpun. Seseorang tidak tepat dikatakan pahlawan apabila ia mempunyai misi khusus untuk memakmurkan diri dibalik perjuangannya (baca: pamrih). Memang agak membingungkan, ada tokoh bangsa yang telah berjuang besar untuk pembangunan Indonesia akan tetapi tokoh ini juga memperkaya sanak familinya, apa bisa disebut seorang pahlawan? Anda pasti tau siapa tokoh yang saya maksud...

Di balik profesi saya yang seorang dokter, ada sosok pahlawan bagi saya. Mereka adalah orang-orang yang selalu menemani perjalanan karir saya dari bangku pendidikan sarjana kedokteran hingga mendapatkan titel resmi "dr." di depan nama saya. Mereka adalah para pasien pemegang kartu JAMKESMAS. Kartu kuning kecil yang diberikan pemerintah untuk rakyat indonesia yang termasuk golongan menengah ke bawah, Kartu itulah yang menjadi senjata mereka ketika berjuang sembuh melawan penyakit. 


Sudah menjadi rahasia umum di rumah sakit pendidikan kalau pasien JAMKESMAS boleh dijadikan "bahan belajar kasus" oleh para calon dokter umum maupun spesialis. Bukan berarti pasien JAMKESMAS mendapatkan perawatan oleh dokter yang belum lulus, mereka tetap dirawat oleh dokter senior dan menjadi tanggung jawab dokter senior tersebut. Namun karena mereka bisa dibilang gratis, mereka tidak berani menuntut banyak dalam segala tindakan medis.  Berbeda dengan pasien umum yang berani bayar mahal atau pasien dengan jaminan ASKES, terkadang mereka cerewet dan meminta pelayanan lebih. Para tenaga medis  pun memakluminya, di budaya kita masih berlaku "ada uang ada fasilitas".

Pasien JAMKESMAS tidak jarang mendapatkan ocehan marah oleh paramedis atau pemeriksaan yang terkesan asal-asalan oleh dokter yang merawat, namun tidak semua seperti itu. Mereka pun tidak tau kalau dijadikan percobaan untuk memasang infus, nasogastrik tube (pipa lambung), atau pemasangan kateter (selang urin). Untuk calon tenaga medis yang ingin belajar menjahit luka atau membersihkan darah bekas kecelakaan bisa datang ke IGD dengan memakai pakaian serba putih dan memperkenalkan diri sebagai dokter. Setelah bertanya ke senior yang bertugas di IGD (pasien mana yang boleh para calon tenaga medis tangani) maka mulailah gerak-gerik profesional kami mendatangi pasien pemegang kartu kuning tersebut. Jika ingin menolong persalinan, kami tinggal datang ke ruang bersalin ketika bertugas di bagian OBGYN. Sering kami melakukan kesalahan prosedur dan menyebabkan kekurangnyamanan pasien, maklum, inilah pendidikan kesehatan, kami belajar dari kesalahan.

Pernah suatu saat ketika saya dinas malam, diminta oleh dokter senior memantau tanda vital seorang pasien. Sesekali saya memantau infus pasien itu, si Ibu agak gelisah, sulit tidur rupanya. Ketika saya mendatangi beliau untuk mengecek tekanan darah, beliau tampak memasang wajah sumringah. Wanita yang kira-kira berusia 50 tahun tersebut tiba-tiba berkata 
"Terima kasih sekali ya dokter mau merawat saya, bahkan 2 jam sekali saya selalu di kontrol, saya merasa diperhatikan sekali disini"

"Iya ibu, maaf kalau ibu jadi terganggu tidurnya, saya harus memantau tekanan darah ibu 2 jam sekali" jawab saya

lalu ibu itu bertanya "dokter apa ga cape, dari tadi bolak balik dan lagipula tidak hanya saya yang dokter rawat?"

"Insya Allah ngga ibu, ini sudah jadi tugas saya" jawab saya sambil tersenyum. Lalu saya pamit dan meninggalkan ibu itu lalu menuju pasien berikutnya. Dalam hati saya berkata, "saya lah yang harus berterima kasih dengan ibu, berkat ibu saya bisa menangani salah satu jenis penyakit, hingga tindakan perawatannya. Saya memang cape bu, ga munafik saya melakukan tugas ini pun sambil ngomel karena disuruh-suruh oleh senior, tapi ini lah pendidikan kesehatan.." Saya yang pada saat itu masih koas pun merasa sedikit bangga sudah dipanggil dokter, padahal ibu itu tidak tahu...


Merekalah pahlawan bagi saya, jika tidak ada pasien JAMKESMAS mungkin saya tidak bisa menguasai ilmu-ilmu kesehatan yang njelimet mulai dari diagnosis hingga teknik-teknik perawatan. Saya tidak bisa membalas jasa mereka selain dengan memberikan pelayanan se-optimal mungkin dan tidak membeda-bedakan antara pasien JAMKESMAS dengan pasien pejabat sekalipun. Dan saya cuma bisa berharap semoga kebijakan pemerintah dibidang kesehatan selalu memihak pasien kelas bawah. 

Karena mereka telah berjasa berjasa besar untuk dunia kesehatan....




TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PAHLAWAN FAVORITKU : PASIEN JAMKESMAS
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://doddyrizqi.blogspot.com/2012/11/pahlawan-favoritku-pasien-jamkesmas.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

3 komentar:

Pratt mengatakan...

Menarik. Jadi senyum2 sendiri.

Unknown mengatakan...

kenapa jd senyum-senyum sendiri mas pratt? hehehe

Unknown mengatakan...

saling menguntungkan,.
baru aja saya mau cek asam urat di Puskesmas PAKE JAMKESMAS tapi tidak bisa dan harus dirujuk ke rumah sakit kota katanya...
12.000 rupiah dari pada harus bolak balik ke kota mendingan bayar aja 15 ribu di PUSKESMAS ITU JUGA...
nasib nasib....

Posting Komentar

Belajar SEO dan Blog support Online Shop Aksesoris Wanita - Original design by Bamz | Copyright of LONG LIFE LEARNING.